Aku : Kau tau makna apa yang tersimpan dalam pelangi?
Diriku yang lain : Perbedaan menimbulkan keindahan.
Aku : Kenapa bisa dalam perbedaan akan timbul keindahan?
Diriku yang lain : Karena dalam setiap perbedaan akan timbul makna.
Aku : Makna apa yang akan timbul dalam perbedaan?
Diriku yang lain : Ya, makna keindahan.
Aku : Makna keindahan itu seperti apa?
Diriku yang lain : Tidakkah kau perhatikan warna-warni yang menciptakan pelangi? Perbedaan itu menimbulkan nuansa berbeda. Itulah keindahan seperti keindahan pelangi. Pelangi tak akan ada tanpa perbedaan warna itu. Jadi, tak akan ada sesuatu yang indah jika tak dibangun dengan perbedaan.
Aku : Lalu, apakah kau suka dengan perbedaan?
Diriku yang lain : Ya, tentu saja.
Aku : Kenapa?
Diriku yang lain : Aku ingin menjadi salah satu warna yang membangun keindahan. Aku ingin dikenang sebagai pencipta keindahan dalam perbedaan itu. Aku ingin menambah warna pada sesuatu yang tak berwarna-warni.
Aku : Jangan gila! Tak ada orang yang tahan dengan perbedaan. Itu mustahil…
Diriku yang lain : Ya, itulah diriku.
Aku : Apa maksudmu?
Diriku yang lain : Karena aku memiliki cinta.
Aku : Banyak orang yang memiliki cinta. Tapi tetap saja tak mampu bertahan dengan perbedaan.
Diriku yang lain : Cintaku ini berbeda. Yang jelas cintaku tulus. Cinta yang tak dimiliki oleh orang-orang yang tak mampu bertahan itu.
Aku : Bisakah kau gambarkan sedikit lebih detail tentang cintamu itu?
Diriku yang lain : Cinta karena Allah. Itu saja.
Aku : Kau hebat..
Diriku yang lain : Kenapa?
Aku : Banyak orang yang lari dari perbedaan.
Diriku yang lain : Itu karena mereka tak mampu melihat keindahan dibalik perbedaan.
Aku : Aku rasa menjadi berbeda memang sulit. Aku salut padamu…
Diriku yang lain : Itulah yang salah. Kau selalu membelenggu dirimu. Membelenggu cintamu. Lepaskan belenggu itu dan rasakan perbedaan itu.
Aku : Tetap saja sulit.
Diriku yang lain : Jika kau berada dalam perbedaan, jangan selalu melihat perbedaan. Lihatlah persamaan.
Aku : Bagaimana caranya? Belenggu perbedaan itu lebih kuat.
Diriku yang lain : Rasakan dengan cinta. Pancarkan cintamu. Jangan biarkan ia lebih menguasaimu.
Aku : Benarkah? Bagaimana mencobanya?
Diriku yang lain : Mudah, semuanya mudah jika kau memiliki cinta. Cintailah perbedaan itu. Aku beritahu, kita akan selalu tertinggal, kalah, jika belenggu perbedaan itu tak dilepaskan.
Aku : Apakah kau bahagia? Tidak tersisa?
Diriku yang lain : Tersiksa? Itu asumsi yang salah. Tentu saja aku bahagia. Dan aku akan tetap setia dengan perbedaan. Karena aku mencintai mereka. Dan karena aku memiliki Islam. Titik.
Pelangi menyiratkan perbedaan. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila ungu. Mejikuhibiniu. Apa arti pelangi tanpa perbedaan. Tanpa perbedaan itu pelangi takkan lagi indah. Tapi bukankah pelangi itu juga terurai dari sebuah persamaan. Putih… Warna pelangi terurai dari warna putih yang kemudian terpancar ke angkasa melalui prisma raksasa yang terbentuk dari ribuan titik-titik gerimis. Jadi gak akan ada yang salah dengan perbedaan yang bersumber dari sebuh persamaan akan persepsi kebenaran. Walaupun terkadang perbedaan itu dipenuhi misteri yang membingungkan.
Cinta itu memang berbeda. Tapi jangan sangka, cinta milikku lebih berwarna dari apa yang kau kira.
Selasa, Maret 23, 2010
Analogi Sebuah Pelangi
Posted by Pinky Shafira at 23.17
Label: Love n Love
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar